Mojokerto - Rak gondala teras rumah Arik Agustiani di Jalan Panderman Raya nomor 10 Perum Wates Kota Mojokerto dipenuh deretan kerupuk yang dikemas sedemikian rupa.
Sebelah kanan, kerupuk kering dibungkus rapi ditumpuk 20 bungkus masing-masing 250 gram.
Kerupuk 'Cassava', demikian brand yang diusung, tertempel di kemasan produk camilan khas Kota Mojokerto ini.
Terdapat berbagai varian rasa: Mulai rasa pedas manis, rasa bawang, hingga rasa ebi.
Kerupuk Cassava merupakan camilan berbahan dasar singkong, berwarna kuning keemasan, berbentuk kembang dan mempunyai rasa gurih.
"Kami pilih bahan dari singkong karena mudah didapat dan asli Mojokerto," ungkap Arik sapaan akrabnya saat ditemui, Jumat (17/2/2023).
Arik sudah 18 tahun menjalankan bisnis camilan kerupuk Cassava. Sempat jatuh bangun, usaha Arik mulai meroket.
Tekad Kuat Menjadi Lebih Baik
Dia bercerita masa-masa sulit memulai usahanya. Mulai modal nekat hingga harus meninggalkan usaha toko pracangan.
“Waktu itu hanya bermodal bonek (bondo nekat), ilmu belum punya, modal pas-pasan. Saya sudah berani menjual,”ucap Arik.
Ia berfikir suaminya hanya sales suatu saat suaminya akan kehilangan pekerjaan.
"Waktu itu, saya harus memikirkan mas depan pendidikan anak-anak saya. Karena saya g kuliah, anak saya harus sukses," terang Arik.
Semua bermula dari ketekunan
Arik mulai memproduksi kerupuk singkong sejak tahun 2005. Pada awal produksi ia hanya memproduksi 1 hingga 3 kilogram perhari.
"Dulu (2005), hanya produksi kerupuk singkong. La kok landai-landai saja. Kemudian saya mengganti dengan merk Cassava dan booming," ucap Ibu 3 anak ini.
Saat ini, ia memproduksi 2 kwintal singkong setiap harinya. Arik hanya menggunakan singkong kuning dari Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
"Singkong kuning Mojokerto berbeda dengan singkong dari tempat lain. Katanya tanah Mojokerto lebih bagus untuk singkong," terangnya.
Pegawainya pun sudah ada 20 orang. Ia memberdayakan emak-emak sekitar rumahnya.
"Yang dua orang bagian produksi, dua orang packaging dan 16 orang sistem borongan untuk emak-emak sekitar rumah," tutur Arik.
Peran DiskopUKM Kota Mojokerto Sangat Membantu
Arik akui, kehadiran Dinas Koperasi UKM Perindag Kota Mojokerto sangat membantunya. Mulai dari pendampingan dari legalitas, hingga pemasaran.
"Kami dibimbing terus oleh Dinas mulai dari ngurus NIB, PKP, PIRT, Label Halal, Uji nutrisi, B2B hingga pemasaran, semua itu kita didampingi dan dibimbing terus," cetusnya.
Ia juga dipercaya mendampingi teman-teman IKM pemula. Arik membuat koperasi IPM3 (Ikatan Pengusaha Makanan dan Minuman Kota Mojokerto).
"La ini produk teman-teman dari IPM3, produk mereka kami bantu memasarkan," kata Arik.
Manfaatkan Platform Digital, Omzet 100 Juta Per Bulan
Kerupuk Cassava memiliki agen disetiap kota dan kabupaten di Jatim. Pemasarannya tak hanya di Mojokerto, namun di berbagai belahan nusantara.
Krupuk Cassava miliknya juga telah berhasil masuk dalam jajaran makanan/minuman yang dipasarkan di beberapa toko oleh-oleh dan mini market.
"Hampir di kota-kota besar di Indonesia. Pastinya seluruh 38 kota dan Kabupaten di Jatim," terangnya.
Arik juga memasarkan produknya ke ragam platform digital, seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan marketplace.
Buah manis dari bisnis digital sudah dirasakannya. Pesanan demi pesanan mengalir hingga kini. Saat ini usaha kerupuk Cassava yang dirintis Arik sudah meraup omzet Rp 100 juta per bulan.
"Ya, kurang lebih omzet Rp 100 juta per bulan," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi