SUARA INDONESIA MOJOKERTO

Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu Tempe di Mojokerto Mogok Produksi 3 Hari

Mohamad Alawi - 30 December 2020 | 11:12 - Dibaca 1.18k kali
Ekbis Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tahu Tempe di Mojokerto Mogok Produksi 3 Hari
Gudang Kedelai di Koperasi Maja Sejahtera, Kota Mojokerto

KOTA MOJOKERTO - Harga kedelai naik tembus angka 9.000 lebih per kilogramnya menyebabkan pengrajin tahu tempe di Mojokerto mogok produksi 3 hari mulai dari tanggal 1-3 Januuari 2020 mendatang. Ini disampaikan oleh pengrajin tempe dan tahu di Mojokerto di kantor Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia Maja Sejahtera, jalan Brawijaya No 209 Kota Mojokerto, Rabu (30/12/2020) pagi.

"Kami selaku pengrajin tahu tempe di Mojokerto mendukung langkah Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (GAKOPTINDO) dengan melakukan mopgok produksi  pada tanggal 1 hingga 3 Januari 2021 mendatang, dengan tujuan agar kenaikan tempe & tahu ini menjadi perhatian pemerintah," ujar Sunaryo, Ketua Paguyuban Pengrajin Tahu Tempe Kabupaten / Kota Mojokerto.

Sementara itu, seorang pengrajin yang bernama Pariyono (50) mengatakan bahwa harga kedelai yang mencapai 9.000 lebih per kilonya ini sangat memberatkan kami. 

"Kami sudah berupaya mengecilkan tempe tahu yang kami produksi, itu pun kami masih rugi dan harus nambali. Bahkan untuk menambal kekurangan itu, saya sendiri sampai menjual sapi saya," terang Pariyono yang juga sebagai pengawas Koperasi Maja Sejahtera.

Lebih lanjut, Pariyono berharap agar pemerintah mau turun tangan khususnya dalam menekan harga kedelai kalau bisa di angka kurang dari 8.000 per kilonya. Kalau idealnya ya di harga 6.500-7.000 per kilogram.

"Dengan kisaran harga 8.000 per kilogram, kami bisa mendapatkan keuntungan 100.000 per hari. Namun sebaliknya, ketika harga kedelai mencapai 9.000 lebih, kami tekor," pungkasnya.

Dalam suratnya kepada Presiden RI Joko Widodo, GAKOPTINDO menyebutkan bahwa sudah diupayakan untuk menaikkan harga tempe dan tahu sebesar 10-20% namun kenyataannya di lapangan sulit dilakukan karena pada umumnya kami menjaual kepada pedagang di pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu, Aip Syarifuddin selaku Ketua Umum mengajak agar selama berhenti produksi, para pengrajin tempe dan tahu tetap akan menjaga kekompakan, kebersamaan dan kedamaian, demi seluruh rakyat Indonesia, mengingat ini masih masa pandemi Covid-19.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohamad Alawi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya