Mojokerto - Ratusan warga Dusun Wunut Desa Sampangagung Kecamatan kutorejo Mojokerto menggelar tradisi bari'an tak biasa. Semangat itu di tunjukkan warga untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Republik Indonesia (RI).
Bari'an kali ini unik, warga membentangkan nasi di atas daun pisang sepanjang 777 meter. Tampak warga kompak membawa nasi tumpeng dari rumah masing.
Warga bergotong-royong menata kloso (tikar). Selanjutnya warga membentangkan daun pisang di atasnya. Nasi, lauk pauk, buah dan air minum di tata diatas daun.
Terlihat warga bersuka ria, dari anak kecil, dewasa hingga orang tua tumpah ruah duduk menghadap hidangan.
Bari'an dimulai sambutan kepala Dusun, selanjutnya tokoh agama setempat membacakan do'a dan tahlil untuk para syuhada yang telah gugur.
Kepala Dusun (polo) Wunut Susilo mengatakan acara ini merupakan acara rutin setiap malam 17 Agustus. Menurutnya, bari’an berasal dari bahasa Arab yang artinya terbebas atau terlepas.
“Acara tradisi bari’an setiap malam 17 Agustus. Ini menandakan kemerdekaan Indonesia telah bebas dari penjajah,” ungkap Susilo.
Acara bari’an ini berlangsung hikmat dan dilaksanakan usai shalat Isya’ di jalan dusun bersama seluruh warga. Bari’an merupakan salah satu khazanah amaliyah warga Mojokerto.
Susilo menyampaikan masyarakat begitu antusias merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Menurutnya bari'an hari ini sengaja menggelar nasi diatas 777 meter daun pisang.
“Tradisi bari’an merupakan wujud syukur atas nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia. 777 meter menandakan kami sudah 77 tahun kita merdeka,” jelasnya.
Susilo menambahkan, warga yang mengikuti bari'an malam hari ini sekitar 800 orang. Semua warga Dusun Wunut mengikuti bari'an kali ini.
"Warga Wunut yang mengikuti sekitar 800 orang," terangnya.
Vika (16) mengatakan merasa senang sebagai generasi muda ikut mensyukuri kemerdekaan ini. Baginya, acara ini yang ditunggu-tunggu usai pandemi covid 19.
"Perasaannya senang, sebagai generasi muda dapat merasakan nikmat kemerdekaan," terangnya.
Eni Emistya (19) warga lain yang ikut makan bersama, mengaku sangat senang dengan adanya makan bersama. Apalagi di gelar diatas daun pisang.
"Saya bersama keluarga hadir dan ikut makan bersama. Ini bagian menjalin tali sulaturrahim bersama tetangga," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi