MOJOKERTO - The Republic Institute sebagai lembaga survei yang sudah teruji dan terbukti hasilnya akurat dalam pemilihan Gubernur Jatim lalu, kembali merilis survei Calon Bupati-Wakil Bupati Mojokerto 2020. Dimana hasilnya, pasangan calon (Paslon) IKBAR tetap berada di posisi paling atas. Bahkan paslon nomor 1 itu terus naik, baik popularitas, liketabilitas, maupun elektabilitasnya.
“Ikbar unggul telak. Naik 1% dari survei yang dulu,” kata Dr Sufyanto, founder The Republic Institute, Selasa (1/12/2020).
Menurut Sufyanto, dari aspek elektabilitas, pasangan Ikfina – Barra jauh meninggalkan dua paslon lainnya, yakni Pungkasiadi-Titik Mas’udah dan Yoko-Choirunnisa. “Elektabilitas pasangan Ikfina-Barra sebesar 60,2%, sedangkan pasangan Pungkasiadi-Titik Mas’udah 20,1%, dan untuk pasangan Yoko-Choirunnisa sebesar 16,4%,” terang Sufyanto, doktor politik lulusan Unair Surabaya yang saat ini berprofesi sebagai dosen dan peneliti.
Menurut dia, masih ada suara yang belum menentukan (undecided voters). Tapi kecil, hanya 3,3%. “Karena itu kemenangan Ikfina-Barra makin dekat,” katanya.
Sufyanto menyoroti posisi Pungkasiadi yang notabene incumbent. Menurut dia, sebagai cabup petahana meraih suara 20,1% jelas sangat tidak bagus dan cenderung rendah. “Artinya, kinerja Pungkasiadi selama menjadi bupati tidak baik-baik amat, apalagi excelent,” kata Sufyanto sembari mengatakan bahwa hasil survei menunjukkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pungkasiadi selama jadi bupati hanya 64,9%.
Sufyanto lalu membandingkan dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja presiden dan gubernur.
“Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja presiden sebesar 78,4%, sedang tingkat kepuasan terhadap kinerja gubernur sebesar 83,9%,” katanya.
Seharusnya, kata Sufyanto, tingkat kepuasan terhadap bupati jauh lebih besar ketimbang presiden dan gubernur, mengingat posisi bupati dan rakyat lebih dekat. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Nah, melihat selisih elektabilitas yang sangat tajam itu, Sufyanto menilai sangat kecil peluang dua pasangan calon lain bisa menyusul suara pasangan Ikfina–Barra.
“Selisih antara pasangan Ikfina–Barra dan pasangan Pungkasiadi-Titik Mas’udah adalah 40,1%, dan selisih pasangan Ikfina–Barra dan Yoko-Choirunnisa sebesar 43,8%,” lanjut Sufyanto.
Menurut dia, berdasar pengalaman di dunia penelitian voting behavior, jika selisih lebih dari 10% dengan sisa waktu pencoblosan tinggal 10 hari lagi sangat sulit pasangan lain bisa menyusul Ikfina–Barra.
“Pengalaman kami, perubahan pilihan yang tersisa 10 hari, meskipun dengan intervensi apapun, bahkan menggunakan kekuatan money politic sekalipun tidak akan mampu menaikkan atau menurunkan sampai angka 10% suara,” katanya.
Bahkan, kata Sufyanto, dari pengalaman riset seperti ini, masyarakat Kabupaten Mojokerto sudah mulai dapat menyimpulkan siapa yang bakal menjadi pemenang di Pilkada Kabupaten Mojokerto 9 Desember 2020 mendatang.
“Kalau dilihat berdasarkan tren peningkatan suara dari dua kali survei yang dilakukan The Republic Institute, yaitu survei pertama pada bulan Oktober 2020, dan survei kedua bulan November 2020, maka suara pasangan Ikfina-Barra naik 1%, sedangkan suara Pungkasiadi-Titik naik 3%, untuk suara pasangan Yoko-Nisa turun 0,3%. Pada survei Oktober 2020 pasangan Ikfina–Barra mendapatkan suara 59,2%, sedangkan Pungkasiadi-Titik 17,1%, dan untuk suara pasangan Yoko–Nisa 16,7%. Dari sisi kenaikan suara,” katanya.
Sufyanto menjelaskan, dari sisi kenaikan suara, memang pasangan Pungkasiadi–Titik lebih besar daripada pasangan Ikfina–Barra. “Hal ini terjadi karena banyaknya kampanye negatif yang diarahkan ke pasangan Ikfina–Barra, dengan serangan kampanye negatif yang begitu masifnya,” katanya.
Menurut Sufyanto, dengan gencarnya kampanye negatif itu seharusnya pasangan Ikfina-Barra turun. “Tetapi kenyataanya justru suara pasangan Ikfina–Barra malah naik 1%. Hal ini menunjukkan bahwa kampanye negatif tidak berdampak apapun ke pasangan Ikfina– Barra, tetapi malah dengan kampanye negatif yang diarahkan ke pasangan Ikfina–Barra, masyarakat malah lebih banyak simpati terhadap Ikfina–Barra,” katanya.
Kenaikan suara Ikfina–Barra, kata Sufyanto, juga karena efektifnya manajemen kampanye Ikfina–Barra dengan model kampanye liwetan dan door to door yang dilakukan tim pemenangan dan relawan baret. Untuk kenaikan Pungkasiadi–Titik sebesar 3%, hal ini terjadi karena limpah
Begitu juga dari segi popularitas. Ikbar lebih moncer. “Ikfina unggul dari Pungkasiadi dan Yoko Priyono,” tutur Sufyanto. Ia menjelaskan bahwa Ikfina dikenal warga Mojokerto sebesar 96,9%, kemudian Pungkasiadi dikenal 90,4%, sedangkan Yoko Priyono hanya dikenal 84,2%.
Yang mengejutkan, populatitas calon wakil bupati Gus Barra,Putra Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim itu tidak hanya mengungguli calon wakil bupati Choirunnisa dan Titik Mas’udah. Tapi juga lebih popular dari calon bupati Ikfina sendiri.
“Muhammad Al Barra dikenal masyarakat Mojokerto sebesar 97,1%, bahkan mengungguli calon Bupati Ikfina, disusul kemudian Titik Mas’udah 83,6%, dan Choirunnisa sebesar 80,4%,” kata Sufyanto.
Menurut dia, tingginya popularitas Ikfina dan Barra itu mudah dipahami. “Karena ikfina adalah istri MKP (Mutafa Kamal Pasa-Red) dan telah menjadi ketua PKK selama 7 tahun. Sedangkan popularitas Barra yang luar biasa tinggi, karena Barra salah satu calon milenial-santri dan banyaknya baliho, pamflet, serta alat-alat peraga kampanye lain yang menyebar di hampir semua wilayah di kabupaten Mojokerto,” kata Sufyanto panjang lebar.
Sementara Fatekhul Mujib, yang juga Founder The Republic Institute, membeberkan tingkat kesukaan pemilih masyarakat Mojokerto terhadap calon bupati dan wakil bupati. Menurut dia, baik Ikfina maupun Barra unggul telak atas dua paslon lain.
“Tingkat kesukaan pada Ikfina sebesar 71,1% dan kesukaan masyarakat terhadap Barra sebesar 73,2%,” ujar Fatekhul Mujib sembari mengungkapkan bahwa kesukaan kepada Yoko hanya 34,3% dan Choirunnisa 33,5%.
“Kesukaan pada pasangan Pungkasiadi hanya 48,3% dan kesukaan pada Titik Mas’udah sebesar 48% saja,” kata dosen dan peneliti yang kini kandidat doktor Charles University Praha Republic Ceko itu kepada HARIAN BANGSA, Selasa (1/12/2020).
Kenapa masyarakat menyukai pasangan Ikfina-Gus Barra? “Karena pembawaan Barra yang ganteng, santun serta berpendidikan santri. Sedangkan Ikfina dikenal keibuan, santun serta seorang dokter. Latar belakang Barra dan Ikfina inilah yang mengantarkan mereka paling disukai oleh masyarakat kabupaten Mojokerto dari semua calon bupati dan calon wakil bupati lainnya,” kata Sufyanto.
Kepada HARIAN BANGSA, Sufyanto juga menjelaskan bahwa survei ini dilakukan dengan teknik pengambilan sampel Multistage Random Sampling dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 800 responden tersebar di 18 kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto. Kemudian sampel diturunkan ke tingkat desa lalu diturunkan ke tingkat RW, RT, Rumah dan menentukan subjek penelitiannya.
Proses pengambilan sampel (wawancara) dilakukan pada tanggal 16-21 November 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Multi-stage Random Sampling ini dengan margin of error sebesar 3,6%.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi