Mojokerto - Perlakuan terduga kasus pelecehan seksual seorang guru agama di Mojokerto tidak dapat digenalisir kepada guru agama. Dr. H. M. Fatih Masrur, M.Fil.I Ketua Umum Jam'iyyah Hamalatil Qur'an (JHQ) Mojokerto Raya mengatakan kasus pencabulan jangan dipukul rata.
"Kami sangat menyesalkan terjadinya kasus pencabulan oleh oknum guru mengaji TPQ kepada muridnya ini. Kami sampaikan, bahwa ini adalah perbuatan oknum. Jangan digebyah uyah. jangan digeneralisir," ungkap Gus Fatih sapaan akrabnya kepada media ini melalui aplikasi WhatsApp, Senin (27/6/2022).
Jangan sampai issue yang beredar menyamaratakan semua guru agama berperilaku jelek. Sehingga menimbulkan rasa takut bagi masyarakat untuk mengajikan anak-anaknya di TPQ atau lembaga pendidikan agama lainnya.
"Ini yang kami khawatirkan, ada ketakutan dari masyarakat untuk mengajikan anaknya ke tempat pendidikan agama," ujar Gus Fatih.
Sebagai seorang muslim, kita wajib mempelajari Al-Qur'an. Belajar membaca nya, memahami dan menghayati isinya, dan berusaha menjadikan nya sebagai pedoman dan petunjuk dalam kehidupan.
"Kita harus jernih dalam memandang persoalan ini. Jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga," tuturnya.
Dari kasus ini, jangan sampai anak-anak buta huruf Al-Qur'an dan tidak mengenal kitab sucinya karena takut mau mengajikan anaknya ke TPQ, karena adanya kasus tersebut.
"Para ustadz atau guru guru agama, guru-guru Al-Qur'an hampir semuanya insyaallah berakhlak terpuji. Kami berharap, agar para guru Al-Qur'an betul betul menghayati peran dan tugasnya sebagai pengajar kitab suci, menjaga akhlaq mulia, sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi murid dan masyarakat," harapnya.
Setahu saya, jumlah guru mengaji Al-Qur'an di Mojokerto ini jumlahnya ribuan orang. Mereka adalah orang-orang yg tulus dan ikhlas dlm mengajar Al-Qur'an kepada santri dan masyarakatnya. Jadi sekali lagi kasus pencabulan ini hanyalah tindakan seorang oknum guru ngaji saja.
"Kepada para guru ngaji, saya mengajak untuk mengambil hikmah dari kejadian ini. Kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Alloh Agar kasus serupa tidak terjadi lagi," tutupnya.
Ia berharap agar kementerian agama kabupaten Mojokerto untuk semakin meningkatkan pembinaan kepada para guru ngaji Al-Qur'an, terutama dlm masalah akhlaq, etika, atau adab sebagai seorang guru ngaji. Ini untuk menjaga kemuliaan Al-Qur'an dan kehormatan para guru guru Al-Qur'an.
"Kami yakin selama ini pihak kemenag sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, hanya saja dengan kejadian ini barangkali perlu lebih dioptimalkan lagi, dievaluasi. Baik yang berkaitan dengan materi maupun metode dan strategi pembinaannya,"tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi